Doa Tirakatan 17 Agustus Katolik

Dalam nama Bapa dan Putra dan Roh Kudus. Amin

Bapa Kami yang bertahta di dalam surga, terimalah segala pujian dan sembah, yang kami panjatkan hanya ke hadiratMu, Sang maha pencipta dan penguasa segala ciptaan.

Ya Bapa di surga yang penuh cinta kasih, kami bersyukur atas kemerdekaan yang telah Engkau anugerahkan bagi bangsa kami, Indonesia. Yang kini kami rayakan genap pada usia yang ke 77 tahun. Berkatilah semua rangkaian acara perayaan di manapun kami melaksanakannya. Sehingga semua dapat berjalan dengan lancar dan membawa hikmat bagi kerukunan dan kesatuan bangsa.

Syukur kepada-Mu atas berdirinya negara kami Indonesia dengan dasar Pancasila dan UUD 1945. Yang merupakan cerminan kasih sayang Tuhan, yang mengasihi dan mengayomi semuanya tanpa membeda-bedakan. Berikanlah keikhlasan dan kelapangan hati kepada seluruh rakyat Indonesia untuk menerima segala yang telah Engkau tetapkan melalui para pendahulu kami.  

Kami juga bersyukur atas karunia para pahlawan yang telah dengan gigih, berkurban segalanya, untuk kemerdekaan, keadilan, dan mewujudkan kehidupan yang penuh kedamaian yang dapat kami alami saat ini. Bimbinglah kami agar mampu meneladan dan melanjutkan cita-cita serta perjuangan mereka. Karuniakanlah kepada jiwa-jiwa mereka pengampunan dosa dan kebahagiaan abadi di surga-Mu. Karena merekalah martir-martir yang telah mewujudkan cinta kasihMu di bumi Indonesia tercinta ini.

Bapa surgawi, Sang Maha Pemimpin yang sejati, syukur kepada-Mu atas karunia para pemimpin untuk bangsa kami. Karuniakanlah terang Roh Kudus kepada mereka, agar semakin mampu menjadi alat-Mu untuk mewujudkan kedamaian, kesejahteraan, dan kebahagiaan bagi rakyat secara merata tanpa memilah-milah dan tanpa memilih-milih.

Secara khusus kami mohon, curahkanlah berkat-Mu untuk para pemimpin dan semua anggota masyarakat di RW kami tercinta ini. Agar kami dapat mengisi kemerdekaan ini dengan saling mengasihi secara nyata, terutama kepada mereka yang kurang beruntung dalam hal ekonomi, sosial, dan yang terpinggirkan.

Semua ini kami panjatkan ke hadirat-Mu ya Bapa di surga, dalam nama Kristus Sang Maha Pahlawan, yang bersama Dikau dan Roh Kudus, berkuasa kini dan sepanjang segala masa. Amin.

Dalam nama Bapa dan Putera dan Roh Kudus. Amin.

Membuat Gambar / Boneka: Animasi Untuk Pembelajaran Agama / Katekese

Peluang Wirausaha Bagi Katekis Di Era Revolusi Industri 4.0 Membuat Gambar / Boneka: Animasi Untuk Pembelajaran Agama / Katekese Oleh: St. Rudi Muryanta, S.Ag.
Developer Website dan Aplikasi Android, Kreator Video Animasi Anak
  1. Menjadi Pelayan dari Semuanya.

Semangat melayani merupakan prinsip dasar utama dalam segala kegiatan bagi para murid-murid Kristus. Profesi, jabatan, usaha profit maupun nonprofit pertama-tama hendaknya ditujukan untuk melayani orang lain dengan sebaik-baiknya. Berbagai kegiatan ekonomi dan sosial secara esensi merupakan bentuk pelayanan kepada subjek lain. Oleh sebab itu tanpa berorientasi pada hal yang menjadi kebutuhan orang lain, semua kegiatan itu akan menjadi sia-sia atau tidak efektif. Semakin memahami kebutuhan orang lain, seseorang akan semakin mendekati kepada keberhasilan dalam pelayanan.

Semakin banyak subjek yang bisa dijangkau untuk dilayani dengan baik, maka seorang wirausahawan akan semakin menjadi sukses. Dalam Markus 9:35 ditulis: Lalu Yesus duduk dan memanggil kedua belas murid itu. Kata-Nya kepada mereka: “Jika seseorang ingin menjadi yang terdahulu, hendaklah ia menjadi yang terakhir dari semuanya dan pelayan dari semuanya.(lih. Mrk.10:43-44; Mat.20:26-27). Ayat tersebut sepertinya tidak ditujukan untuk hal-hal ekonomis, akan tetapi prinsip itu sangatlah sesuai jika diterapkan dalam hal berwirausaha, dan dapat menjadi salah satu prinsip etika bisnis Kristiani yang akan berdampak besar bagi yang mau menerapkannya, dengan kata kunci ‘pelayan’ dan ‘semuanya’. Contoh kecil, seorang penjahit pakaian yang dapat melayani dengan memuaskan untuk 1.000 orang pelanggan di suatu kota maka akan berbeda dengan orang yang hanya memiliki 100 pelanggan.

Perkembangan ekonomi/produksi adalah untuk memenuhi kebutuhan manusia, melayani keseluruhan manusia dan persekutuan manusia. Dalam KGK 2426 telah ditulis: “Pengembangan kehidupan ekonomi dan peningkatan produksi harus melayani kebutuhan manusia. Kehidupan ekonomi bukan hanya ada untuk melipatgandakan barang-barang produksi dan meningkatkan keuntungan atau kekuasaan; pada tempat pertama sekali ia harus melayani manusia: manusia seutuhnya dan seluruh persekutuan manusia. Kegiatan ekonomi harus – menurut metodenya sendiri – dilaksanakan dalam kerangka tata moral dan keadilan sosial sedemikian, sehingga ia sesuai dengan apa yang Allah maksudkan untuk manusia.” (Bdk. GS 64).

Menelusuri, meneliti, dan memahami apa yang menjadi kebutuhan sesama terutama yang belum terlayani dengan baik menjadi tahap awal bagi calon wirausahawan yang ingin sukses. Melihat dan menangkap suatu peluang, tidak dapat dilepaskan dari campur tangan Roh Kudus yang membuka mata kita sehingga kita bisa berseru “Ahaaa… ini dia!”

  • Euforia Kewirausahaan di Era Revolusi Industri 4.0

Bisnis digital beberapa tahun belakangan ini telah menjadi sebuah tren usaha yang cukup menggiurkan. Bukan hanya itu, bisnis digital juga menjadi wadah bagi generasi muda untuk menyalurkan kreativitas sekaligus menjadi sebuah peluang usaha. Banyak juga wirausahawan muda inovatif yang ikut berkontribusi dalam memberikan solusi untuk masalah sosial yang ada melalui bisnis digital.

Beberapa tahun terakhir ini kita dikejutkan dengan perubahan-perubahan bisnis yang sangat luar biasa. Masyarakat yang semakin sering mengonsumsi konten-konten berbentuk digital setiap harinya, mulai dari akses melalui telepon genggam, laptop, pc kantor, dan lainnya. Semua aktivitas dalam hidup kita sangat bergantung dengan internet. Mulai dari bangun tidur, berolahraga, berangkat sekolah, berangkat kerja, makan siang, janji bertemu dengan teman atau klien, menonton hiburan, melakukan pembayaran, hingga membeli barang, semuanya menggunakan internet.

Kecanggihan dalam mensinergikan internet, data dan mesin di era revolusi industri 4.0 telah melahirkan berbagai terobosan brilian yang melahirkan efisiensi, memudahkan masyarakat dalam mengakses harga yang lebih terjangkau. Sebut saja transportasi online yang bisa meluluhlantahkan transportasi dengan metode manual konvensional. Demikian hal nya dengan gerai-gerai supermarket yang eksistensinya terancam dan bahkan banyak yang sudah gulung tikar oleh karena dahsyatnya online marketing. Usaha secara online dapat memberi kesempatan luas bagi semua orang untuk berposisi sebagai penjual, dan membawa konsumen dalam pengalaman belanja yang menyenangkan, murah, dan efisien.

Di era revolusi industri 4.0, sangat penting membangun karakter bisnis atau entrepreneurship generasi muda. Agar mereka memiliki kesadaran mengubah budaya kerja ‘mencari kerja’ menjadi budaya ‘menciptakan kerja dan lapangan kerja’. Spirit enterpreneur harus ada di dalam diri kaum muda sekarang ini. Maka penting, generasi muda sebagai calon pemimpin bangsa harus tampil sebagai sumber daya berkualitas, di samping memiliki rasa tanggung jawab sosial yang tinggi. Salah satunya, tentu dibangun melalui karkater entreprenership dengan cara:

1. menumbuhkan karakter wirausaha,

2. menumbuhkembangkan wirausaha baru kreatif yang inovatif berbasis teknologi, dan

3. membantu mahasiswa dalam menentukan keunikan bisnis berbasis teknologi dengan menemukan celah pasar yang tepat untuk meningkatkan peluang keberhasilan bisnis.

Mahasiswa di era revolusi industri 4.0 adalah kaum muda yang mempunyai kompetensi akademik yang baik, berjiwa entrepreneur, menguasai future skills (soft & hard skills) sebagai modal kompetensi diri. Dimana dalam perkembangannya revolusi industri 4.0 adalah Internet of Things (IoT) konsep dimana suatu alat fisik atau mesin yang terkoneksi dengan jaringan internet, Big Data, dan Argumented Reality. Kemudian Cyber Security, Artifical Intelegence, Addictive Manufacturing, Integrated System, dan Cloud Computing.

  • Katekis Yang Melayani Sekaligus Mengantongi

Menjadi salah satu cita-cita pendiri STP-IPI Malang, Rm. Paul Janssen, CM., bahwa para lulusan hendaknya menjadi Katekis yang mampu melayani dan bekerja untuk Gereja, tetapi mampu menghidupi ekonomi dirinya dan keluarganya bukan bergantung pada upah kerja dari Gereja. Di era Revolusi Industri 4.0 ini, cita-cita mulia tersebut semakin mendapat peluang besar untuk diwujudnyatakan. Dengan memanfaatkan teknologi digital, kita dapat bekerja satu jam dan menghasilkan nilai yang sama dengan bekerja satu tahun dengan sistem kerja konvensional, bahkan lebih dari itu. Sehingga peluang dalam melayani dan bekerja untuk Gereja akan semakin diberi kesempatan seluas-luasnya.

“Sambil menyelam minum air”, merupakan peribahasa yang tepat untuk menggambarkan visi yang akan kita raih. Seorang katekis atau guru agama di zaman ini, sudah menjadi kewajiban untuk dapat memanfaatkan teknologi informasi dengan familiar dalam menjalankan tugasnya. Tanpa mengesampingkan media pembelajaran atau media katekese di dunia nyata yang tidak dapat tergantikan, teknologi digital tetap akan menjadi media dan sarana yang jauh lebih efektif dan efisien dibandingkan media lainnya untuk saat ini. Terlebih dengan media digital, pewartaan Kabar Gembira akan dapat menembus ruang dan waktu yang sangat luar biasa dampaknya. 

Melalui keterampilan menciptakan media pembelajaran atau media berkatekese dalam bentuk digital yang baik dan menarik, seorang katekis akan dapat memberikan pengalaman yang khusus kepada subjek pewartaannya. Media pembelajaran dan media berkatekese yang telah diciptakannya dapat menjadi sarana dalam mengajar atau bertugas di lingkungan, paroki, atau keuskupan. Akan tetapi sekaligus hasil karya tersebut akan dapat menjadi komoditi yang bernilai jual tinggi bagi masyarakat umum. Melalui pertemuan ini, strategi untuk mewujudkan hal tersebut akan kita bedah bersama, kita gali, dan kita praktikkan.

  • Inovasi Digital Media Pembelajaran dan Media Pewartaan

Belajar dari cara Yesus dalam mewartakan Kabar Gembira, yang selalu memanfaatkan apa yang aktual dan faktual pada saat itu sebagai media pewartaanNya, maka kita bisa memanfaatkan apa yang ada pada dunia peserta didik dan umat pada zaman sekarang untuk dijadikan sebagai media dalam menyampaikan pesan-pesan dan nilai-nilai Injil. Salah satu hal yang hampir menguasai segala sendi hidup masyarakat saat ini yang dapat dijadikan sebagai peluang media pewartaan adalah teknologi digital, gadget, dan media sosial. Katekis dan guru agama hendaknya dapat memanfaatkan teknologi informasi dan komputer untuk menjadi salah satu media dalam menyampaikan materi pembelajaran Agama Katolik atau kegiatan berkatekese di Gereja.

Gereja telah membuka peluang dan memberikan anjuran kepada para pewarta Kabar Gembira agar pengajaran kateketis dapat menggunakan segala sarana, daya upaya didaktik dan alat-alat komunikasi sosial yang dipandang efisien, agar kaum beriman mengingat sifat, kemampuan, umur dan keadaan hidupnya, dapat mempelajari ajaran Katolik dengan lebih lengkap dan dapat mempraktekkannya dengan lebih tepat (Lih. KHK Kan.779).

Inovasi digital media pembelajaran atau media pewartaan dapat diciptakan dengan tujuan disampaikan kepada audience atau subjek pewartaan secara synchronous maupun asynchronous. Selain itu juga perlu memperhatikan desain yang akan digunakan, yakni akan digunakan sebagai media utama dan satu-satunya atau sebagai media yang terpadu di dalam proses suatu kegiatan.

  1. Media digital sebagai satu-satunya media pewartaan.

Media pewartaan digital yang dijadikan sebagai satu-satunya media pewartaan yang berdiri sendiri, harus dapat mengakomodasi tujuan, isi, pesan, dan daya pengubah yang ingin dicapai. Baik hal-hal tersebut disampaikan secara eksplisit maupun implisit.

  • Media digital sebagai media yang terpadu dalam proses suatu kegiatan pewartaan.

Media ini dirancang untuk menjadi salah satu pendukung dalam kegiatan pembelajaran atau berkatekese. Media dapat dibuat untuk menjadi introduksi dan motivasi, bahan pengamatan dan bahan kajian, atau sebagai media closing dan peneguhan.

  • Media digital pembelajaran atau berkatekese yang menarik dan efektif.

Media digital sangat beraneka ragam sesuai dengan variasi, klasifikasi, jenis, dan bentuknya. Contohnya media: e-book, flipbook, e-learning, presenter, audio, video, aplikasi Android, dan sebagainya. Dalam kegiatan ini kita akan memilih salah satu saja yaitu media dalam bentuk video, atau lebih tepatnya multimedia yang dikemas dalam bentuk video. Sejauh ini video memiliki dampak paling efektif dibanding dengan media lainnya. Menurut proses pembuatannya, video kita klasifikasikan sebagai video nyata dan video animasi.

  • Video animasi menjadi peluang untuk diproduksi secara efektif dan efisien.

Video animasi menjadi peluang yang sangat menarik untuk digeluti karena jauh lebih efektif, menarik, dan efisien. Dalam pembuatan video nyata dengan karakter pemeran manusia dibutuhkan proses latihan dan shooting yang panjang dan melelahkan, jika menggunakan beaya maka bisa dihitung berapa anggaran yang harus dikeluarkan untuk membayar tiap pemeran. Sedangkan video animasi bahkan hanya bisa diproduksi oleh seorang tunggal dalam sebuah kamar, dengan waktu yang lebih cepat dan beaya produksi yang sangat murah.

  • Praktik Pembuatan Video Animasi Media Pembelajaran atau Media Katekese
  • Menentukan konsep.

Menentukan konsep sebagai gambaran global dan lengkap terhadap hasil produksi yang akan dicapai, meliputi: siapa audience yang akan disasar, bagaimana alur ceritanya, siapa tokoh/karakter yang akan ditampilkan, dimana saja background scene yang akan diambil, dan platform apa yang akan digunakan untuk publikasi.

  • Membuat skenario video animasi.

Skenario dibuat selengkap dan sedetail mungkin, dibagi ke dalam setiap adegan atau frame, lengkap dengan deskripsi: adegan, dialog, background, dan audio efek.

Contoh skenario sederhana:

  1. Judul      : Orang Samaria yang murah hati.
  2. Tujuan    : Membangkitkan kesadaran penonton untuk berbuat baik kepada setiap orang.
  3. Sinopsis  : Kisah ditampilkan dalam cerita berbingkai. Saat berada di ruang tengah di rumahnya, Markus bercerita kepada ibunya kalau Filipus adiknya, tadi pagi di sekolah tidak mau menolong seorang anak yang jatuh ketika naik sepeda. Filipus membenarkan dirinya dengan mengatakan bahwa ia tidak mengenal anak itu, maka tidak perlu menolongnya. Ibunya mendengarkan dengan baik perdebatan mereka. Kemudian ibunya menasihati Filipus dengan memberikan sebuah cerita. Pada zaman dulu ada dua orang yang tidak saling mengenal, bahkan orang-orang sekampungnya bermusuhan dengan masyarakat kampung orang tersebut. Ketika salah satu orang tersebut mendapat celaka karena dirampok, orang lain yang sekampungnya tidak mau menolong, tetapi ada orang yang tidak mengenal dan bahkan masyarakatnya bermusuhan tersebut yang menolongnya. Ceritanya demikian …. (bingkai kisah Orang Samaria yang murah hati) …

Setelah mendengarkan kisah tersebut, Filipus kemudian mengatakan, “Aku mau menjadi seperti orang Samaria itu. Aku mau menolong siapapun, meskipun aku tidak mengenalnya.

  • Tokoh: Filipus, Markus, Ibu, Orang Samaria, Perampok, Orang yang dirampok, Imam, Orang Lewi, Pemilik penginapan, keledai.
  • Background scene: Ruang tengah sebuah rumah, sebuah jalan tempat kejadian, rumah penginapan, kamar penginapan. 
  • Alur cerita
  • Adegan 1: Percakapan di sebuah ruang tengah sebuah rumah antara Filipus, Markus, dan Ibu.
  • Adegan 2: Orang berjalan dari Yerusalem ke Yerikho dicegat perampok dan terjadi adegan perampokan dan perkelahian yang akhirnya perampok meninggalkan orang yang dirampok dalam keadaan terkapar tidak berdaya.
  • Adegan 3: Seorang imam lewat, tidak menolong, dan melewati dari seberang jalan.
  • Adegan 4: Seorang Lewi lewat, tidak menolong dan melewati dari seberang jalan.
  • Adegan 5: Seorang Samaria lewat, melihatnya dan merasa kasihan, lalu menolongnya, membersihkan luka-lukanya dengan menyiramkan minyak dan anggur, lalu membalut luka-lukanya. Setelah itu ia menaikkan korban perampokan ke atas keledainya. Kemudian ia berjalan menuntun keledai tersebut menuju kota.
  • Adegan 6: Tiba di sebuah rumah penginapan, transaksi untuk menginap dengan pemilik penginapan, masuk ruang/kamar menginap, orang Samaria merawat korban perampokan.
  • Adegan 7: Pagi hari percakapan orang Samaria dengan pemilik penginapan untuk menitipkan korban perampokan tersebut.
  • Adegan 8: Kembali ke Filipus, Markus, dan Ibunya. Menampilkan Filipus yang menyadari kesalahannya dan berniat untuk memperbaiki sikapnya yang salah.
  • Naskah Skenario

Dalam naskah skenario ini adegan per adegan atau frame per frame di uraikan lebih detail lagi dengan memasukkan konten dialog, angel scene, emosi tokoh, suasana background visual dan background audio. Contoh:

  1. Adegan/Scene 1

Pada suatu sore hari (hidupkan gambaran suasana sore hari), di ruang tengah (gambaran detail sebuah ruang tengah) Filipus, Markus, dan Ibunya sedang duduk-duduk santai. Markus membaca sebuah buku berebahan di kursi sofa di samping ibunya. Ibunya duduk-duduk minum teh sambil membaca sebuah majalah. Filipus duduk di lantai sambil memainkan mobil mainan kesayangannya. Terdengar lirih suara musik lagu anak-anak.

Markus:

Ma, tadi waktu di depan sekolah ada anak yang jatuh dari sepeda, saat ini cuma ada Filipus di situ.

Ibu:

Hem, … (sambil terus membaca majalah) terus bagaimana keadaan anak itu?

Markus:

Ya kesakitan Ma, tapi Filipus tidak mau menolong, dia cuma ngeliatin saja.

Filipus:

Biarin… (sambil terus memainkan mainannya) kan aku gak kenal sama dia, apalagi dia naik sepedanya kayak kelihatan sombong gitu deh.

….. dan seterusnya ….

Sampai semua adegan dibuat script secara detail.

  • Memilih software dan membuat material.

Persiapan material meliputi pembuatan karakter/tokoh, pembuatan background dan kelengkapannya, pembuatan dubbing dialog, pembuatan background audio. Dalam pembuatan material ini sangat penting dalam menentukan software apa yang akan digunakan untuk editing. Software yang dilibatkan antara lain: editor animasi, editor audio, editor image, dan editor video. Pemilihan software editor memperhatikan skill yang kita miliki. Skill penggunaan software dapat disiapkan sebelumnya dengan berlatih atau menggunakan software yang sudah kita kuasai. Pemilihan software akan berefek pada kualitas animasi yang dihasilkan dan hardware/device yang disiapkan atau dimiliki. Software editor animasi berbasis komputer desktop/laptop yang bisa menjadi pilihan yaitu Blender yang open source atau Reallusion yang berbayar dengan tiga paket produk Reallusion yaitu Iclone, Character Creator, serta 3DXchange. Untuk editor Video bisa menggunakan Adobe Premiere atau Camtasia yang lebih sederhana. Editor audio bisa menggunakan Audacity. Adobe Photoshop menjadi pilihan yang baik untuk editor image.

Sedangkan software aplikasi yang berbasis smartphone Android akan kita pilih Plotagon Story sebagai editor tunggal.

Video animasi yang dihasilkan dengan basis personal komputer atau laptop akan sangat jauh berbeda dengan yang dihasilkan pada software yang berbasis smartphone yang serba terbatas.

Jika kita menggunakan editor animasi berbasis smartphone, maka kita tidak bisa bebas mewujudkan semua naskah skenario yang telah dibuat. Karena dengan menggunakan aplikasi smartphone Android, kita hanya bisa menggunakan template scene dan karakter yang sudah disediakan. Untuk itu jika ingin lebih expert lagi, kami sarankan untuk menyediakan hardware pc atau laptop yang memenuhi spesifikasi standar animasi editor.

  • Praktik pembuatan animasi dengan Plotagon Story.
  • Instal aplikasi Plotagon Story di smartphone dengan mengunduh di Google Playstore.
  • Memilih scene dan membuat karakter.
  • Menjalankan adegan per adegan dengan mengisi suara dialog, ekspresi, dan aksi.
  • Render hasil editing menjadi sebuah video.
  • Publikasi dan Marketing.

Video animasi yang telah kita produksi dapat digunakan sebagai media pembelajaran atau katekese dalam menjalankan profesi kita setiap harinya. Selain itu, kita juga dapat menyajikannya sebagai konsumsi publik melalui berbagai platform media sosial dan marketplace. Melalui platform web video seperti Youtube, kita akan dapat menyajikan hasil video animasi kita untuk dinikmati oleh publik secara gratis, tetapi kita bisa menghasilkan uang darinya dengan memanfaatkan adsense yang disediakan oleh Google Inc. Pada saat materi ini ditulis, persyaratan sebuah video dapat menghasilkan uang di Youtube adalah telah memiliki minimal 1.000 subscriber dan minimal 4.000 jam tayang dalam 12 bulan terakhir, yang dihitung dari semua video dalam satu chanel. Google memiliki syarat dan ketentuan yang banyak untuk menjamin keamanan dan kenyamanan para pengguna Youtube. Antara lain:

  1. Jika ingin menghasilkan uang maka tidak boleh mengandung konten yang memiliki hak cipta. Pelanggaran terhadap hak cipta akan berakibat pada pembatasan visual (tidak dapat tayang), pembatasan monetisasi, atau pemblokiran akun jika pelanggaran berat.
  2. Tidak boleh mengandung unsur pornografi, kejahatan, kekerasan, terorisme, pelanggaran hukum, dan tidak melanggar ketentuan komunitas lainnya.

Koleksi video animasi yang kita miliki juga bisa dipasarkan di marketplace atau web landing page milik sendiri.

Program Tahunan dan Program Semester Genap Agama Katolik Sekolah Dasar

Kami telah menyediakan contoh Program Tahunan dan Program Semester untuk Guru Agama Katolik Sekolah Dasar. Yang kami tampilkan ini sekedar contoh. Silakan dimodifikasi dan disesuaikan dengan sekolah atau kelas Anda.

Untuk dapat download materi tersebut, silakan berikan support dengan klik Suka/Like pada halaman yang akan kami tampilkan dengan link di bawah ini.

Silakan klik suka dan download di bawah ini:

Download DI SINI

Terima kasih jika Anda juga berkenan untuk memberikan koreksi dan sarannya.

Kuis Kitab Suci BKSN 2018

BKSN atau Bulan Kitab Suci Nasional tahun 2018 sudah hampir terlewatkan pada saat tulisan ini ditorehkan. Namun saya akan menyimpan memory tentang apa yang telah saya lakukan untuk para anak didik Katolik di tempat saya. Beberapa waktu yang lalu di sela-sela perlombaan-perlombaan yang lain, para siswa diberi doorprize untuk mengisi Kuis Kitab Suci online yang dapat dikerjakan menggunakan HP android.

Jika pembaca juga ingin mencoba kuis tersebut atau untuk memberi tugas pada murid, silakan kunjungi kuis tersebut yang linknya akan saya tulis di akhir halaman ini. Langkah-langkah mengerjakannya adalah:

  • Mendaftar dulu di halaman awal.
  • Pilih menu Soal untuk mengerjakannya.
  • Jika sudah selesai, mengerjakannya, peserta masih bisa melakukan koreksi sekali lagi sebelum dikirim.
  • Setelah selesai, pilih tombol kirim dan hasilnya akan tampil seketika.

Untuk mulai mengerjakannya silakan kunjungi:
http://rudim.net/kuis
Untuk melihat hasil semua yang telah mengerjakannya:
http://rudim.net/kuis/hasil_lomba.php

Selamat mengerjakan.

Aplikasi Bank Soal Pendidikan Agama Katolik

Aplikasi Bank Soal dirancang agar menjadi media bagi para Guru untuk menabung item-item soal terbaik yang dimilikinya. Dengan aplikasi ini, setiap saat dan dimanapun para Guru dapat menulis item soal ulangan atau penilaian. Ketika di meja kerja, Guru dapat menggunakan laptop. Bahkan dapat dengan mudah diterapkan dengan menggunakan smartphone berbasis android. Sehingga para Guru dapat menulis soal ulangan ketika ada waktu luang: saat antri di bank, di kendaraan umum, sambil duduk santai di ruang tamu, dan dimanapun.

Silakan buka menu Download dengan menggunakan browser Smartphone Anda, download aplikasi untuk Android dan install di smartphone Anda.

Silakan lakukan registrasi sebagai member dan mulai menulis soal. Anda dapat mengunduh soal-soal beserta kisi-kisinya, hasil tulisan Anda sendiri ditambah soal-soal yang tersimpan di brangkas Bank Soal sejumlah ketentuan di bawah ini.

Syarat dan Ketentuan yang diberlakukan adalah:

  1. Anggota dapat mengakses 10% dari total simpanan di Bank Soal jika sudah menulis soal dan disetujui sebanyak 11-19 item soal.
  2. Anggota dapat mengakses 20% dari total simpanan di Bank Soal jika sudah menulis soal dan disetujui sebanyak 21-29 item soal.
  3. Anggota dapat mengakses 30% dari total simpanan di Bank Soal jika sudah menulis soal dan disetujui sebanyak 31-39 item soal.
  4. Anggota dapat mengakses 40% dari total simpanan di Bank Soal jika sudah menulis soal dan disetujui sebanyak 41-49 item soal.
  5. Anggota dapat mengakses 50% dari total simpanan di Bank Soal jika sudah menulis soal dan disetujui sebanyak 51-59 item soal.
  6. Dan seterusnya… hingga
  7. Anggota dapat mengakses 100% dari total simpanan di Bank Soal jika sudah menulis soal dan disetujui sebanyak 101 atau lebih item soal.

Meskipun Anda sudah dapat mengakses 100% dari isi Bank Soal, tetap diharapkan terus melakukan penulisan soal sampai tak terhingga jumlahnya, karena soal-soal yang Anda tulis, tetap menjadi milik Anda, yang dapat diunduh setiap kali dibutuhkan.

Gerakan menabung 1 hari 3 soal.

  • Bebas beaya administrasi dan beaya apapun.
  • Dapat melakukan transaksi dimanapun berada.
  • Keuntungan berlipat ganda.
  • Mendapatkan berbagai kemudahan.
  • dan masih banyak lagi.

Silakan download aplikasinya di sini: http://goo.gl/BZiipo

 

Guru Wajib Menulis

Budaya literasi kita masih rendah. Baik itu kebiasaan menyediakan waktu untuk membaca dan terlebih ketertarikan untuk menghasilkan karya dalam bentuk tulisan. Sebagian besar waktu seorang guru lebih tersita untuk melaksanakan rutinitas mengajar di depan kelas, mengkoreksi hasil pekerjaan siswa, dan sedikit mengerjakan administrasi pembelajaran. Akibat dari itu daya inovasi seorang guru menjadi rendah dan gaya mengajar menjadi monoton.

Melalui pembudayaan ‘menulis’, seorang guru akan termotivasi untuk bereksplorasi dan menuangkan berbagai ide, gagasan, dan hasil refleksi mengajar ke dalam bentuk literatur yang dapat dibagikan dan dinikmati oleh orang lain. Bagi sebagian besar guru, kegiatan menulis mungkin belum terbiasa, tetapi jika hal ini tidak dimulai, maka tidak akan bisa terwujud harapan budaya pengembangan literasi ini. Memang yang tersulit adalah saat untuk memulai.

Seorang guru sebenarnya sudah terbiasa menuangkan ide, gagasan, pengalaman, dan sebagainya. Namun penuangan itu sebagian besar bahkan hampir seluruhnya dalam bentuk lisan. Sehingga sebenarnya untuk mulai mewujudkan budaya menulis bagi guru, sudah ada modal besar yang dimilikinya. Tinggal mengubah budaya lisan menjadi budaya tulisan. Dimulai dengan menuliskan segala ide baru yang ditemukan dalam pengalaman mengajar yang dituangkan dalam skenario mengajar, maka hal ini sudah menghasilkan karya tulisan. Sayangnya, sering dijumpai bahwa skenario mengajar yang dibuat oleh guru hanya sebatas hasil copy paste, yang bahkan mungkin tidak pernah dibacanya apalagi diterapkan di depan kelas.

Jadi, salah satu kuncinya untuk membudayakan menulis bagi guru adalah “Menuliskan ide-idenya yang disiapkan untuk disharingkan pada para muridnya.” Gagasan-gagasan tersebut ditulis secara runtut dengan kalimat dan paragraf yang baik, maka niscaya seorang guru benar-benar menjadi seorang “Guru”.

Peranan dan Fungsi Alumni Lulusan bagi Sekolah atau Perguruan Tinggi

Salah satu orientasi setiap sekolah atau perguruan tinggi adalah untuk menghasilkan lulusan yang terbaik. Lulusan terbaik tersebut dapat dilihat dari berbagai indikator, baik indikator akademis maupun non akademis. Indikator yang tidak kalah pentingnya adalah kualitas alumni dalam menghadapi tuntutan pada jenjang pendidikan di tingkat lebih tinggi atau pun persaingan dalam dunia lapangan kerja. Apakah alumni dari lembaga tertentu  mampu menembus berbagai persaingan kualitas dengan alumni dari lembaga lainnya atau tidak? Hal ini sudah lazim akan menjadi tolok ukur utama bagi masyarakat awam yang dalam hal ini masyarakatlah yang akan menjadi penyuplai siswa atau mahasiswa dan sekaligus sebagai pelanggan dari lembaga tersebut. Dalam jenjang akhir lembaga pendidikan seperti SMK atau Perguruan Tinggi, tolok ukur yang paling dipakai oleh masyarakat untuk menyuplai siswa atau mahasiswa adalah apakah lulusannya mudah dapat pekerjaan atau banyak yang menganggur. Sedangkan indikator yang dipakai oleh masyarakat sebagai pemakai alumni adalah apakah lulusan dari sekolah atau PT tersebut mampu bekerja sesuai dengan tuntutan atau tidak.

Dengan melihat latar belakang tersebut di atas, maka alumni atau lulusan memiliki peranan dan fungsi yang sangat besar terhadap eksistensi suatu lembaga pendidikan. Alumni akan menjadi semacam mercusuar bagi masyarakat untuk memanfaatkan alumni baru sebagai tenaga kerjanya atau untuk masuk menjadi siswa/mahasiswa di lembaga pendidikan tersebut. Jika “mercusuar” ini sama sekali tidak tampak oleh masyarakat, maka dapat dimengerti jika lembaga pendidikan tersebut akan tidak memiliki nama atau bahkan akan segera gulung tikar.

Para alumni atau lulusan dari suatu lembaga pendidikan, tentu akan menganggap sekolahnya atau perguruan tingginya merupakan induk yang melahirkan dirinya, sehingga akan memiliki ikatan batin dan emosional dengan lembaga pendidikan tersebut. Ikatan batin tersebut akan melahirkan dorongan untuk turut andil dalam mempertahankan eksistensi sekolahnya atau perguruan tinggi yang pernah memberi hutang budi kepadanya.

Oleh sebab itu para alumni membentuk organisasi untuk mengikat dan tetap mempertahankan hubungan antar para alumni maupun antara alumni dengan lembaga pendidikan tersebut. Kita dapat melihat dan mencontoh organisasi alumni dari perguruan tinggi ternama seperti UI, Harvard, Unair, Oxford, dan sebagainya. Organisasi alumni tidak boleh terjebak hanya untuk melakukan kegiatan kangen-kangenan dan bernostalgia, meskipun hal tersebut akan selalu ada di dalamnya. Melalui organisasi alumni ini, akses almamater dan masyarakat terhadap eksistensi alumni akan lebih mudah didapatkan. Terlebih di era globalisasi komunikasi ini, organisasi alumni dapat memanfaatkan berbagai media online untuk menampilkan diri dalam kaitan dengan internal organisasi maupun karya perorangan anggota alumni sebagai hasil output dari almamaternya, yang tentu hal ini akan membangun opini publik yang positif dan menjadi media survey yang murah bagi almamater.

Berikut beberapa hal peranan dan fungsi alumni atau lulusan bagi sekolah atau perguruan tinggi yang saya rumuskan dalam butir-butir singkat:

  1. Menjadi tolok ukur masyarakat untuk menggunakan lulusannya dalam dunia kerja.
  2. Menjadi tolok ukur bagi masyarakat untuk mengenyam pendidikan di lembaga tersebut.
  3. Menjadi model bagi para siswa/mahasiswa yang masih studi.
  4. Membangun citra positif/opini publik tentang almamaternya di masyarakat.
  5. Menyiapkan lapangan kerja bagi lulusan baru / adik-adinya.
  6. Menyumbang materi untuk pengembangan almamater: penggalangan dana, dll.
  7. Menyumbang saran, pemikiran, ide-ide baru terhadap almamater.
  8. Ikut terlibat dalam berbagai kegiatan lembaga pendidikan, seperti membantu ketika kekurangan tenaga pengajar, terlibat dalam kegiatan wisuda, terlibat dalam kegiatan akreditasi, dll.

Download Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2016-2017

Tahun Pelajaran 2016-2017 dimulai pada tanggal 18 Juli. Bapak dan Ibu Guru harus segera mempersiapkan perangkat pembelajaran berupa Program Pembelajaran, RPP, dan sebagainya. Untuk membuat Program Pembelajaran baik program semester maupun program tahunan, maka dibutuhkan Kalender Pendidikan.

Oleh sebab itu, kami telah menyiapkan Kalender Pendidikan, dan Kalender Hari Efektif yang bisa di download di sini: DOWNLOAD KALENDER PENDIDIKAN

File yang kami sediakan dalam format excel. Biasanya file yang diambil dari internet, ketika dibuka akan menampilkan pesan “Protected View”.  Agar Anda bisa mengedit atau melakukan printout, maka ketika muncul pesan ‘protected view’ silakan klik “Simpan” atau “Save” atau silakan lakukan “Save As” dan beri nama file baru pada file tersebut. Maka akan otomatis berubah ke mode edit, dan Anda bisa melanjutkan pekerjaan Anda dengan file ini.

SOP – Standar Operasional Prosedur Pengawas Sekolah

Sekarang ini segala kegiatan yang dilaksanakan oleh pegawai harus mempunyai dasar hukum dan alur yang jelas. Sehingga apa yang dikerjakan oleh pegawai termasuk pengawas sekolah maupun pengawas mapel dapat direncanakan, dilaksanakan, diukur, dan akhirnya dapat dipertanggungjawabkan dengan baik.

Salah satu hal yang harus dibuat adalah SOP atau Standar Operasional Prosedur. Pedoman pembuatan SOP untuk pegawai Kementerian Agama, telah dituangkan dalam Keputusan Menteri Agama (KMA) No. 168 Tahun 2010 tentang Pedoman Penyusunan SOP di lingkungan Kementerian Agama.

Setiap item kegiatan memang sebaiknya dibuat SOP.

Berikut ini adalah contoh SOP untuk pengawas, dengan item Menyusun Program Pembimbingan dan Pelatihan Profesional Guru di KKG/MGMP. Mungkin ini bukan contoh yang baik, tapi paling tidak saya sendiri akan dapat masukan dari pembaca untuk penyempurnaan SOP sehingga menjadi lebih baik pada periode berikutnya.

Contoh SOP Pengawas Sekolah / Mata Pelajaran

Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik di Gereja

Situasi dan kondisi pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti pada sekolah di wilayah-wilayah minoritas tidak dapat dilaksanakan secara optimal. Hal tersebut disebabkan oleh minimnya tenaga katekis dan/atau guru agama Katolik di sekolah-sekolah. Selain itu penyebaran peserta didik secara sporadis di sekolah-sekolah semakin mempersulit penanganan pelayanan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolah setempat. Akhirnya banyak peserta didik di sekolah negeri dan swasta non Katolik yang tidak memperoleh pembelajaran Pendidikan Agama Katolik di sekolahnya. Dalam hal di sekolah terdekat terdapat Guru Pendidikan Agama Katolik, maka pihak sekolah bisa bekerja sama dengan sekolah terdekat tersebut, agar peserta didik memperoleh haknya. Akan tetapi jika di wilayah tersebut tidak terdapat guru pendidikan agama Katolik di sekolah, pelaksanaan pembelajaran pendidikan agama Katolik dilaksanakan secara bekerja sama dengan Lembaga Keagamaan setempat, dalam hal ini Gereja Katolik.

Untuk mengatasi hal tersebut, Direktur Jenderal Bimbingan Masyarakat Katolik telah menerbitkan sebuah Surat Keputusan dengan Nomor: DJ.IV/Hk.00.5/204/2014 Tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti Pada Lembaga Keagamaan Katolik.

Sesuai dengan Surat Keputusan tersebut, maka siswa-siswa beragama Katolik yang secara sporadis tersebar di berbagai sekolah dan tidak mendapatkan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti di sekolahnya karena tidak adanya tenaga guru agama Katolik, maka pelaksanaan pembelajaran Pendidikan Agama Katolik bisa dilaksanakan di: Gereja Paroki, Stasi, Lingkungan. Gereja hendaknya membetuk sebuah Tim Pengelola yang menangani atau mengelola hal itu bekerja sama dengan Kementerian Agama setempat.

Kemudian kelas yang dibentuk diajar oleh: Guru Agama Katolik, Katekis, Pembina Agama Katolik, atau Penyuluh Agama Katolik. Tempat pelaksanaan bisa diatur sesuai kondisi setempat, misalnya di aula gereja atau di suatu sekolah yang bisa dijangkau oleh para peserta didik. Agar nilai yang diberikan dapat dipertanggungjawabkan, maka kurikulum yang dipakai harus mengacu pada kurikulum Pendidikan Agama Katolik yang diberlakukan oleh pemerintah.